Deskripsi Film Pendek
SOWAN

Oleh: Fatimah Huurin Jannah

Film Sowan memulai detik-detik pertamanya dengan paragraf-paragraf yang membahas sejarah singkat kejadian yang terjadi di tahun 1965. Paragraph-paragraf yang ditampilkan menuntun menyihir pikiran penonton untuk mengingat betapa kejamnya kejadian kelam di tahun itu.

Cerita film SOWAN (arti dalam Bahasa jawa: Kunjungan) dimulai dengan gambaran seorang seorang laki-laki berusia kurang lebih 30 tahun (Heru) yang sangat perhatian dengan keharmonisan keluarganya. Hal itu tergambarkan dari perilaku laki-laki paruh baya yang memberi perhatian kepada ibu dan bapaknya.

“Kunjungan” yang dimaksud dalam film SOWAN adalah sebuah kunjungan yang ingin sekali dilakukan oleh seorang tokoh perempuan paruh baya (Mien, ibu dari Heru) yang merasa dirinya bersalah atas kejadian masa lalu yang dialami bersama dengan sahabatnya (Murti).

Mien digambarkan sangat ingin bertemu dengan Murti, dengan wajah lesu, sedih, dan kecewa dengan keadaan suami Mien yang tidak mau bertemu dan tidak peduli dengan kabar Murti. Suami Mien yang dahulu diceritakan dan digambarkan dengan seorang laki-laki sosok berwibawa dan tegas, jelas terlihat dari perilaku suami Mien yang dahulu membantu tentara menangkap keluarga Murti. Mien sangat berharap bisa bertemu dengan Murti yang ternyata masih hidup, karena sebelumnya Mien mengira Murti sudah meninggal dunia.

Murti dan Mien, saat mudanya, diperankan dan dgambarkan dengan sosok perempuan-perempuan desa yang ceria, saling menghibur, dan saling membantu. Dengan berlatar belakang jalanan desa, Mien dan Murti berlarian dan bercakap bersama, membicarakan keberhasilan Murti menjadi penari di Kongres Partai.

Suasana muda Mien dan Murti yang seketika berubah saat Murti ditangkap oleh suami Mien yang saat itu adalah seorang anggota tentara. Mien seketika sedih dan merasa kehilangan. Mien saat itu menangis dan menjerit, sambal menitikan air mata dengan suara kesedihan dan khawatir dengan keadaan sahabatnya yang ditangkap.

Cerita kesedihan Mien yang berlanjut saat dia menemukan bahwa Mien masih hidup, tergambar jelas saat Mien yang sudah paruh baya, melihat dengan tatapan rindu, sedih, dan meratapi lembar potongan koran yang menceritakan seorang perempuan saksi sejarah 1965, yaitu Mien.


Film SOWAN berakhir dengan kekecewaan juga wajah penantian Mien yang berkunjung ke rumah Murti, menunggu pertemuannya dengan sahabat mudanya di rumah sederhana dengan sabar Murti menunggu di depan pintunya.

Comments

Popular posts from this blog

Final Day. final Duta Pelajar 2013.

Sustainable Development Goals